Oct 112019
 

Konsep Pemasaran di era digital semakin liar. model-model konvensiaonal sudah ditinggalkan, tidak bisa lagi diandalkan. Hubungan antara produsen dan konsumen bukan lagi berfokus pada ikatan emosional yang sempit, relasinya akan semakin lengket jika produsen memiliki kemampuan dan daya jangkau yang cepat dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Selain cepat, faktor kehandalan yang mencakup aspek kepercayaan, teruji, mampu menjaga konsistensi dalam setiap orderan secara berulang-ulang sebagai jaminan bahwa produsen benar-benar memiliki kapabilitas dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pasar global semakin menggeliat seiring semakin meroketnya kecanggihan teknologi informasi yang menyediakan fasilitas serba cepat dan mudah bagi konsumen dalam mengenali setiap jenis produk, baik dari aspek kualitas maupun tingkat daya saingnya hingga pada ketajaman konsumen dalam mengendus barang-barang substitusi yang banyak tersedia di pasar. Bargaining pordusen dan konsumen seperti timbangan, terus mencari keseimbangan pasar, hingga akhirnya berhenti pada titik koordinat kesepakatan dan perjumpaan titik supply dan demand dalam hukum ekonomi.

Saat ini e-commerce menjadi dunia “nyata” yang berfungsi sebagai landasan pacu untuk penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik. Marketlace menjadi pasar baru yang semakin mudah keep in touch, lebih interaktif dibanding pasar dalam makna lama. Keleluasaan konsumen semakin lebar saat harus menentukan pilihan, para produsen dipacu berfikir keras dan berlomba mencari posisi. Inilah konsekuensi nyata dari kecerdasan teknologi informasi. Tapi, pebisnis tidak mungkin kehabisan ide. Peluang bisnis e-commerce tidak serta merta merta mementahkan semua harapan, karena e-commerce membutuhkan perangkat penyuplai barang yang lalu-lalang di seluruh dunia yang tiada lagi bersekat ini. Rantai distribusi yang paling berperan adalah layanan logistik, jika peran ini diabaikan, tak mungkin barang sampai ke tujuan.

Jack Ma
Setelah Jack Ma mendirikan Cainiao Network untuk mengantarkan barang-barangnya dari gudang Alibaba ke tangan konsumen, CN langsung menjadi pemimpin logistik global. Seperti halnya marketplace, tokopedia, yang telah disuntik dana oleh Jack Ma, Layanan logistik Lazada pun telah pula diakuisisi… Bisa jadi, selanjutnya pemain logistik berbasis aplikasi seperti: Deliveree, Ninja Easy, Porter, Anterin, Kargo, CariTruk, On-Trucks, Expedito, Andalin, Paket.id, Shipper, Easyparcel, Pickpack, Misterkirim, Popbox, Acommerce, Icommerce, 8commerce, Iruna, MrSpeedy, termasuk TIKi, JNE, bahkan Post akan mensubordinasi diri di bawah Cainiao Global Network… Atau, mereka berubah dengan cepat, atau sebaliknya, punah dengan cepat. Pusat energi mata rantai e-commerce adalah logistik. Alibaba ada di hulu dan hilir, papan catur milik Jack Ma. Kalau ada yang mau gertak skak match, tinggal dia banting papan catur… Bubar… Apelo apelo.. Katanya..

Oct 082015
 

pengamenBiasanya saya sangat menikmati lantunan lagu-lagu yang digenjreng pengamen di berbagai tempat, bahkan, kalau suaranya bagus, saya sering order dan bayar lebih dari biasanya. Sudah memasuki akhir tahun kedua bolak-balik Aceh – Medan, selalu bertemu dengan anak-anak kreatif pengamen jalanan yang naik sekejap untuk menyuguhkan dendang irama jalanan mereka.

Banyak lirik-lirik lagu yang menggelitik dan asyik untuk dinikmati, selain penuh berisi puja-puji untuk kaum wanita sebagaimana musisi di panggung konser, mereka juga banyak melakukan aksi solidaritas menyuarakan keresahan masyarakat pinggiran, tapi bukan lagu Iwan Fals yang mereka persembahkan, melainkan lirik-lirik lagu ciptaan musisi-musisi jalanan. Iramanya sangat beragam, ada dangdut, jazz, rock ‘n roll, balada dll, pokoknya mantap lah didengar telinga…

Salah satu lirik yang sering dinanyikan…

Kami kumpulan anak anak jalanan

Yang punya bekal pengangguran

Kesana kemari kami tawarkan lamaran

Jawabnya lima juta duluan

Masa sekolah kami hanya sia sia

Hanya untuk mendapat kerja

Maafkan kami bila ganggu nona tuan

Sebab kami belum punya gawean

Dan jamannya pembangunan

Tiap tahun makin marak pengangguran

Ini jaman sudah edan

Kecantikan buat modal beli pulsa

Ini salah siapa

Ini dosa siapa

Mari kita tanyakan pada Teh Botol

Teknologi bodoh dan tolol

Dan banyak lirik-lirik lain yang menggemaskan dan menghibur, namun ada juga yang membuat penumpang bus kesal dan enggan memberi “sumbangan” karena liriknya agak membuat penumpang tersinggung.

Beberapa penumpang yang menolak untuk memberi sumbangan beralasan bahwa lirik lagunya tidak perlu sambil mengejek penumpang, hibur saja dengan bahasa dan sasaran lain di luar penumpang agar penumpang nyaman istirahat di bis tanpa diganggu bayang-bayang kekesalan. Lirik lagu yang tidak disukai penumpang adalah pada lagu ini:

Daripada ku mencuri pacar anda

Lebih baik ku bernyanyi

Pemerintah mengijinkan

Agama tak melarang

Yang penting uangnya halal

Rambut panjang bukan mata keranjang

Yang rambut gundul teman tuyul dan mbak yul

Rambut pendek bukanlah penodong

Yang rambut gondrong itu adiknya Gerandong

Anda pelajar pasti semua dermawan

Anda rombongan juga semua dermawan

Lemparin dong saya dengan senyuman

Lemparin dong saya uang ribuan

Bilang terus terang kalau nggak ada uang

Jangan pura pura anda sok smsan

Jangan pura pura anda sok ketiduran

Nanti bisa tidur beneran

Akhir kata dari kami kami ucapkan

Selamat sampai tempat tujuan

 

Lirik lagu ini sangat spesifik, dimana pengamen mengharapkan mendapat saweran hanya dari penumpang bis, tapi di sisi lain mereka menyindir penumpang dengan kalimat ‘pedas’. lantas ada salah seorang penumpang yang semula ingin memberi uang Lima Ribu Rupiah, urung memberikannya setelah mendengar lagu ini. Katany:

Ngapain urus-urus penumpang yang mau SMSan, BBMan atau ketiduran, mereka kan harus memberitahu keluarga dan kerabatnya informasi perjalanan mereka. Ada yang berstatus suami, isteri, atau mungkin saja di antara  mereka sedang dirundung malang karena kematian salah satu keluarganya, lirik lagu tersebut tentu saja jadi bunyi yang menjengkelkan

==========

Beberapa waktu berlalu di setiap perjalanan saya perhatikan memang sangat sedikit yang memberi saweran pada setiap lirik lagu itu dinyanyikan, sampai-sampai saya terpengaruh juga untuk tidak memberi dan berdo’a semoga para pengamen dapat mengevaluasi “sistem pemasaran”nya agar lebih diterima oleh pasar.

Pikir saya, bahwa secara naluriah, intuisi semua orang yang mengharap sesuatu pasti melakukan evaluasi jika terjadi perubahan besar pada lingkungan mereka, apalagi mengamen adalah “bisnis jasa” yang sebenarnya sangat dinikmati oleh pendengar, dengan syarat, produknya harus ramah lingkungan, menghibur konsumen, dan dapat memotivasi konsumen untuk melakukan tindakan memberi sebagai bentuk produk tersebut diterima pasar, begitu sederhananya.

Dan, memang, dua kali terakhir saya melakukan perjalanan dengan bis dari dan ke Medan, lirik lagu tersebut ternyata memang berubah, saya memastikan bahwa mereka membawakan lagu yang sama, dan menyimak benar liriknya, betul… Mereka telah menghilangkan satu bait lirik yang membuat penumpang bis tersinggung, berganti dengan lirik yang menghibur dan membuat penumpang gembira, selain memanjatkan do’a, mereka memperlihatkan ketegaran dan keperkasaan mereka menundukkan kerasnya kehidupan kota melalui lirik-lirik lagu yang mereka jadikan nilai-nilai dalam perjalanan hidup mereka melewati hari-hari.

Bauran pemasaran” mengajarkan kita pada bisnis yang ramah dan berorientasi pada pelanggan, dan item ini menjadi salah satu komponen dalam Balanced Scorecard..  Itu artinya menjadi hal yang sangat penting bukan? 🙂

 

Mar 292015
 

Menurut Kotler, pada tahap Kemunduran (decline) ini, penjualan menurun drastis hingga ke titik paling rendah, bahkan bisa jatuh hingga pada titik nol. Ada banyak alasan situasi ini terjadi begitu dramatis, diantaranya adalah; (1) perusahaan tidak menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang terlalu cepat, (2) terjadinya pergeseran selera konsumen, (c) meningkatnya persaingan domestik dan luar negeri, (4) keadaan perekonomian.  Situasi ini berdampak pada terjadinya kelebihan kapasitas, meningkatnya perang harga, dan terkurasnya laba.

Walau decline, bukan berarti produk-produk yang lama tidak mampu lagi menghasilkan laba, biasanya produk-produk ini akan tetap memenuhi permintaan pasar dari sisa-sisa konsumen yang masih bertahan dan mencari produk tersebut. Produk ini hanya melayani pasar inti, yaitu konsumen yang khusus.

Untuk mengantisipasi terjadinya ‘macet total’, maka barang-barang lama harus segera diimprovisasi, dilahirkan kembali dan diremajakan agar dapat dilempar kembali di pasar. Untuk itu manajemen perlu melakukan beberapa alternatif strategi untuk mendorong upaya peremajaan kembali produk tersebut, yaitu;

  • Memperbaharui fungsi barang
  • Melakukan efisiensi dengan melakukan perbaikan pemasaran dan program produksi
  • Memodifikasi ukuran produk, warna, bentuk, serta model agar menarik perhatian
  • Menghilangkan sebagian jenis barang dan mulai fokus pada barang yang dianggab memiliki potensi paling besar di antara barang-barang lainnya, core business.
  • Menambah inestasi untuk memperkuat posisi kompetitif perusahaan
  • Mencari pasar baru
  • Atau menghentikan produksi jenis barang tertentu yang dianggap potensial meningkatkan biaya dan potensi laba yang rendah.

Berikut Ikhtisar karakteristik, Tujuan, dan Strategi Siklus Hidup Produk

pclikh

karakteristik

tujuanL

Strategi

Baca juga:

Mar 272015
 

dewasaDibanding Tahap Perkenalan dan Pertumbuhan sebelumnya, maka Tahap Kemapanan biasanya memiliki jangka waktu yang relatif lebih lama. Manajemen harus bekerja keras untuk menyeimbangkan situasi pada tahap ini. Setidaknya ada tiga fase yang terasa pada tahap kemapanan ini, yaitu; Fase Kemapanan Tumbuh, istilah lain menyebutkan Tahap Kedewaaan Tumbuh, dimana penjualan mulai terasa menurun, artinya bahwa tumbuhnya melambat, tidak ada lagi saluran distribusi yang dapat diisi. Memang masih ada pelanggan-pelanggan baru yang masuk karena terlambat mengenal produk, tetapi tidak signifikan karena sedikit. Fase kedua adalah Kemapanan stabil, atau Kedewasaan Stabil, artinya bahwa pasar sudah mulai jenuh, penjualan sudah merata dalam basis per kapita, hanya pelanggan lama yang belanja, pelanggan baru tidak ada lagi. Situasi pada fase ini akan bergerak dan dipengaruhi oleh pertambahan penduduk, karena pelanggan lama selain sudah bosan dengan produk, mereka juga sudah mulai memiliki keinginan mencoba produk lain yang sejenis (substitusi).

fase ketiga adalah fase Kemapanan Goyah, atau Kedewasaan Menurun. Tingkat penjualan secara absolut benar-benar menurun karena banyak pelanggan meninggalkan produk dan benar-benar beralih ke produk lain. Pasar semakin tersegmentasi yang menuntut perusahaan harus meningkatkan promosi dengan konsekuensi menambah biaya. Pada tahap ini persaingan semakin ketat, dan sangat mempengaruhi hidup matinya perusahaan jika kalah atau menang dalam persaingan.

Beberapa strategi yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah:

  • Modifikasi Pasar –  Mencoba memperluas pasar untuk merek yang mapan dengan mengatur dua faktor yang menghasilkan volume penjualan, yaitu; faktor pertama, menambah Jumlah Pemakai Merk dengan menggunakan cara-cara; (a) Mengubah orang yang bukan pemakai menjadi pemakai, (b) masuk segmen pasar baru, (c) Menarik pelanggan dari pesaing. faktor kedua adalah tingkat pemakaian per pemakai, yaitu meyakinkan pemakai agar mereka menambah penggunaan dalam setiap periode. Hal ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu (a) Merayu pelanggan agar menggunakan produk tersebut lebih sering dari biasanya, (a) menyadarkan pemakai bahwa produk tersebut selalu digunakan setiap peristiwa yang melibatkannya. (c) Atau perusahaan yang mencoba untuk menemukan kegunaan lain dari produk tersebut sehingga pelanggan akan merasa lebih memiliki banyak manfaat dan kegunaan dalam satu produk tersebu
  • Modifikasi Produk –  Mendorong penjualan dengan cara memodifkasi karakteristik produk dengan cara; (a) Pengembangan kualitas produk dengan cara menambah dan meningkatkan kinerja fungsional produk, seperti; daya tahan, keandalan, kecepatan, rasa, dll. (b) Pengembangan ciri baru pada produk, seperti ; ukuran, berat, bahan, asesoris, dll yang membuat palanggan merasa nyaman terhadap produk. (c) Pengembangan gaya, meningkatkan penampilan produk sehingga terlihat memiliki nilai estetika yang tinggi.
  • Modifikasi Bauran Pemasaran – Perusahaan dapat mencoba meningkatkan penjualan dengan memodifikasi salah satu atau kombinasi dari bauran pemasaran, yakni; Price, Product, Distribution, dan Promotion.

Karena tahap kemapanan/kedewasaan ini biasanya berlangsung lebih lama dari pada Tahap Perkenalan dan Tahap Pertumbuhan, maka manajer harus bekerja keras mensiasati semua kondisi, setidaknya mengulur waktu sejenak agar tidak terlalu cepat melompat pada tahap penurunan (decline), sementara itu, di sisi lain manajer terus berfikir untuk mengantisipasi apa yang harus dilakukan jika perusahaan ‘terpaksa’ memasuki tahap decline.

Baca juga :

Mar 242015
 

growthJika anda merasa bahwa penjualan anda terasa lonjakannya cepat, kemudian para konsumen baru menyukai produk tersebut, dan kalangan menengah juga mulai banyak yang membeli produk. Pada saat yang sama, bermunculan juga pesaing-pesaing baru yang ikut bertarung memproduksi barang yang sama dengan sedikit mengandalkan kelebihan produknya, maka ini adalah gejala atau tanda-tanda perusahaan anda sedang puber. Dalam istilah Siklus Hidup Produk (product life cycle – PLC) perusahaan anda sedang memasuki Tahap Pertumbuhan.

Meningkatnya penjualan dapat menurunkan biaya promosi karena produk sudah diterima pasar. Tapi harus diingat bahwa situasi ini akan terus memunculkan produsen-produsen baru yang akan mengeruk dan menuntut bagian pasar yang sama, sehingga, sekalipun terjadi penurunan biaya promosi yang akan membantu menaikkan pendapatan, tetapi irisan-irisan pasar yang dibuat oleh pesaing akan menurunkan pendapatan yang lambat laun terasa signifikan.

Pada tahap Pertumbuhan ini, yang penting dicamkan adalah mempertahankan durasi waktu pertumbuhannya agar bisa bertahan selama mungkin. Kotler menympaikan beberapa strategi berikut:

  • Perusahaan harus berupaya meningkatkan kualitas produk dan menambahkan ciri baru pada produk dan peningatan gaya
  • Perusahaan menambahkan model baru dan produk pengapit
  • Perusahaan memasuki segmen pasar baru
  • Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi baru.
  • Perusahaan beralih dari iklan sadar akan produk ke iklan preferensi produk
  • Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif harga di lapisan berikutnya.

Tahap pertumbuhan ini lebih berorientasi pada strategi ekspansi pasar guna memperkuat posisi kompetitif, dan dihadapkan pada dua pilihan, yaitu; antara memperbesar pangsa pasar dan laba yang besar. Keduanya memiliki konsekuensi yang sama, yakni, tambahan dana untuk belanja pengembangan produk, promosi, dan distribusi. Untuk sementara perusahaan akan mengabaikan pencapaian laba maksimum karena hal tersebut dimaksudkan untuk diraih pada tahapan berikutnya.

Baca juga:

Mar 192015
 

Pernah dengar istilah Siklus Hidup Produk? atau dalam bahasa asingnya sering disebut Product Life Cycle (PLC). Jika berbicara PCL, itu artinya kita sedang membicarakan 4 (empat) hal, yaitu; (1) Kita menyadari bahwa produk memiliki usia yang terbatas, seperti halnya manusia, pasti mati. (2) Produk yang kita jual akan melewati tahap-tahap yang berbeda di setiap waktunya, dengan tantangan yang berbeda pula. (3) Setiap siklus hidup produk akan memperoleh laba yang berbeda. (4) Diperlukan strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian, dan personel yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup produk tersebut. Empat prinsip dasar ‘ruh’ produk ini harus kita camkan sebagai landasan bagaimana kita memperlakukan produk tersebut agar tetap ‘hidup’

Seperti halnya manusia, tidak selamanya hidup, kita memiliki tahapan hidup sebelum mati, yakni; (1) Lahir, (2) Masa Remaja, (3) Masa dewasa, (4) Masa Tua, (5) Meninggal Dunia. Persis seperti produk, juga memiliki siklus hidup yang sama, bedanya, produk bisa dilahirkan kembali. Produk memiliki tahapan hidup (siklus hidup) sebagai berikut:

  1. Tahap Perkenalan (introduction)
  2. Tahap Pertumbuhan (grouwth)
  3. Tahap Kemapanan (maturity)
  4. Tahap Kemunduran (decline)

Jika digambarkan dalam kurva, maka bentuknya akan terlihat seperti berikut:

PLC

Menurut Philip Kotler, Siklus Hidup Produk (product life cycle-PCL) merupakan konsep penting dalam pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika suatu peroduk yang kompetitif. Artinya bahwa sebuah produk akan memiliki masa-masa perkembangan yang berbeda pada setiap periode, dimana periode-periode tersebut merupakan tahapan-tahapan yang memiliki durasi yang berbeda dengan persoalan yang berbeda di setiap tahapannya.

Lingkungan bisnis adalah lingkungan yang dinamis karena banyak faktor yang memperngaruhi seperti ekonomi, sosial, budaya, serta pesaing yang juga ikut masuk dalam pasar dengan produk yang sama. Oleh karena itu, di setiap tahapan siklus produk tersebut memilik strategi yang berbeda-beda untuk mempertahankan agar produk tetap mendapat perhatian pasar.

Saat ini, bentuk siklus hidup semakin bervariasi, tidak semua produk menggambarkan PLC dalam bentuk huruf S seperti pada kurva di atas. Bahkan para periset hingga era modern saat ini telah mengidentifikasi bentuk PLC mencapai 17 pola dengan durasi yang berbeda pada setiap tahapannya, tergantung produk-produk yang dipasarkan, produk-produk spesifik kemungkinan akan memiliki pola PLC yang berbeda dengan produk umumnya karena adanya perlakuan khusus terhadap produk tersebut.

Lingkungan bisnis yang dinamis mengharuskan kita untuk beradaptasi dengan cepat. Kemajuan teknologi secara beriringan melaju pesat bersama ilmu pengetahuan yang selalu mengantisipasi perubahan ini. Inti bisnis bukan lagi berfokus pada produk apa yang harus dipasarkan, karena memproduksi produk bukan lagi menjadi masalah yang perlu dipusingkan, tetapi bagaimana para produsen mampu berdiri di depan dengan strategi-strategi yang terbarukan sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat ini.

Baca juga: