Menurut Kotler, pada tahap Kemunduran (decline) ini, penjualan menurun drastis hingga ke titik paling rendah, bahkan bisa jatuh hingga pada titik nol. Ada banyak alasan situasi ini terjadi begitu dramatis, diantaranya adalah; (1) perusahaan tidak menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang terlalu cepat, (2) terjadinya pergeseran selera konsumen, (c) meningkatnya persaingan domestik dan luar negeri, (4) keadaan perekonomian. Situasi ini berdampak pada terjadinya kelebihan kapasitas, meningkatnya perang harga, dan terkurasnya laba.
Walau decline, bukan berarti produk-produk yang lama tidak mampu lagi menghasilkan laba, biasanya produk-produk ini akan tetap memenuhi permintaan pasar dari sisa-sisa konsumen yang masih bertahan dan mencari produk tersebut. Produk ini hanya melayani pasar inti, yaitu konsumen yang khusus.
Untuk mengantisipasi terjadinya ‘macet total’, maka barang-barang lama harus segera diimprovisasi, dilahirkan kembali dan diremajakan agar dapat dilempar kembali di pasar. Untuk itu manajemen perlu melakukan beberapa alternatif strategi untuk mendorong upaya peremajaan kembali produk tersebut, yaitu;
- Memperbaharui fungsi barang
- Melakukan efisiensi dengan melakukan perbaikan pemasaran dan program produksi
- Memodifikasi ukuran produk, warna, bentuk, serta model agar menarik perhatian
- Menghilangkan sebagian jenis barang dan mulai fokus pada barang yang dianggab memiliki potensi paling besar di antara barang-barang lainnya, core business.
- Menambah inestasi untuk memperkuat posisi kompetitif perusahaan
- Mencari pasar baru
- Atau menghentikan produksi jenis barang tertentu yang dianggap potensial meningkatkan biaya dan potensi laba yang rendah.
Berikut Ikhtisar karakteristik, Tujuan, dan Strategi Siklus Hidup Produk
Baca juga: