Sep 192015
 

jasaBeruntunglah orang-orang yang memiliki keahlian (skill), baik keahlian dalam menciptakan barang maupun jasa. Bisnis-bisnis yang berjalan selama ini hanya fokus pada dua hal tersebut, kalau tidak menjual barang, ya, menjual jasa.

Masalahnya adalah, barang dan jasa apa yang mau dijual? Jawabannya adalah, barang apa saja yang anda miliki dan yang mampu anda ciptakan, maka barang tersebut pasti ada pasarnya, karena proses pembuatan semua barang-barang apapun muncul dari sebuah hasil analisis fikiran setelah melihat adanya kebutuhan di tingkat masyarakat. Karena ada kebutuhan maka seseorang akan berfikir untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan mencari tahu dari mana sumber kebutuhan tersebut diperoleh agar kebutuhan terpenuhi, atau dia menciptakannya sendiri. Oleh karena itu, barang-barang yang sudah diciptakan ataupun yang ada dalam fikiran kita adalah barang-barang yang dibutuhkan oleh pasar.

Oleh karena itu, hanya ada dua opsi cara memenuhi kebutuhan pasar, cari barangnya di tempat-tempat pembuat barang, atau kita menciptakannya sendiri.

Jika barang sudah ada, maka dia tidak akan sampai kepada konsumen tanpa perantara dari jasa. Ya… Jasa lah yang sangat diperlukan untuk menjamin bahwa barang yang dibutuhkan akan sampai ke tangan konsumen sebagai terminal terakhirnya.

Sebab itu pula lah, bisnis yang menjanjikan itu adalah menjual barang, goods is the king, tetapi bisnis jasa lebih dahsyat karena dia ratunya, but service is the quin… 🙂

Saat ini, nyaris semua barang yang dibutuhkan ataupun yang “belum” dibutuhkan (tetapi sebenarnya dibutuhkan), sudah tersedia, sekali lagi, sudah tersedia. Barang apapun yang ada dalam benak kita, maka barang itu sudah ada yang menciptakannya, kalau tak percaya, silahkan googling barang yang anda cari, pasti ada… Mulai dari pernak-pernik yang remeh-temeh sampai barang yang bergajah-gajah pun sudah ada yang memproduksinya, terutama diproduksi oleh negeri tirai bambu, China, mereka menciptakan barang apa saja yang terlintas dan tidak atau belum terlintas di benak masyarakat, karena China percaya pada dunia tanpa batas, maka mereka benar-benar menyiapkan diri melalui visi globalnya.

Persoalannya adalah, barang-barang tersebut hingga saat ini banyak yang belum sampai ke tangan konsumen. Mereka menunggu pebisnis-pebisnis jasa yang kreatif yang mampu menjadi transporter barang-barang mereka untuk sampai kepada pengguna akhir, konsumen.

Bagi generasi muda yang tidak memiliki keahlian mencipta barang karena disebabkan banyak hal, maka asahlah keterampilan anda dalam mengelola bisnis jasa, berfikirlah untuk mencari jalan bagaimana caranya agar barang-barang yang sudah diciptakan pabrikan tersebut bisa sampai ke tangan konsumen. Jadilah seperti mat Angin, yang menjual “omongan” tetapi bukan omong kosong, melainkan informasi yang berguna bagi produsen dan konsumen.

Salah satu contoh jasa perantara barang yang sekarang lagi trend adalah Tokopedia dan beberapa situs olshop lainnya. Mereka tidak memiliki sekeping barang pun, tetapi di daftar belanjanya semua barang yang anda butuhkan tersedia. Bahkan jika anda memiliki barang untuk dijual, maka mereka menyediakan toko gratis buat anda menjajakan barang. How it can be? they are not producing goods, but services…

Paling mudah menjawab pertanyaan “APA

Apa yang kita lakukan kalau lapar? Makan

Apa yang kita lakukan jika ingin ke luar negeri? pergilah naik pesawat

Apa yang kita lakukan agar pintar? Belajar

Tapi paling sulit menjawab pertanyaan “BAGAIMANA

Bagaimana caranya agar dapat membeli makanan?

Bagaimana caranya agar bisa mendapat uang untuk beli tiket pesawat?

Bagaimana caranya bisa masuk kuliah agar bisa belajar?

Sebagai kalimat kunci, bisnis jasa hanya perlu menjawab satu pertanyaan:

“Bagaimanakah caranya agar barang sampai kepada konsumen?”

Anda punya jawabannya? Berarti anda pebisnis jasa yang handal…

Baca juga:

Jan 022015
 

ekpatriatSaat ini banyak kita lihat warga negara asing berkeliaran di kota-kota di seluruh Indonesia. Ekspatriat, demikian umumnya orang menyebut mereka untuk menggambarkan keberadaan warga negara luar yang bekerja dan/atau tinggal di negara lain. Di tengah-tengah pasar global saat ini, pemandangan tersebut bukan lagi suatu yang asing, bahkan dalam kurun waktu yang tidak lama lagi, kita akan terbiasa berinteraksi dengan mereka.

Dalam elemen karakteristik utama KEA, salah satu poinnya adalah Arus bebas lalu lintas tenaga kerja terampil. poin ini menjelaskan bahwa dalam kawasan Asean sebagai konsekuensi deklarasi Komunitas Ekonomi Asean, setiap negara harus memberikan izin terhadap lalu lintas keluar masuk tenaga kerja yang terlibat dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara bersangkutan.

Tindakan nyata yang akan dilakukan setiap negara anggota adalah memfasilitasi penerbitan visa dan employment pass bagi tenaga kerja terampil Asean yang bekerja di sektor-sektor yang berhubungan dengan perdagangan dan investasi antar negara Asean. Sedangkan untuk arus bebas perdagangan jasa salah satunya ada kerjasama di antara Asean University Network (AUN) untuk meningkatkan mobilitas mahasiswa dan staff pengajar di negara kawasan.

Selain itu, tindakan yang dilakukan negara anggota dalam mengakomodir arus bebas bidang jasa ini adalah mengembangkan kompetensi dasar dan kualifikasi untuk pekerjaan dan keterampilan pelatihan yang dibutuhkan dalam sektor jasa prioritas.

Dalam rangka meningkatkan keterampilan, penempatan kerja dan pengembangan jejaring informasi pasar tenaga kerja di antara anggota negara-negara Asean, maka akan dilakukakan penguatan terhadap kemampuan riset di setiap negara anggota Asean.

Dengan diberlakukannya konsep arus bebas perdagangan jasa ini akan memompa semangat warga Asean untuk menentukan pilihan tempat bekerja antar negara dalam kawasan, sekaligus memicu negara untuk mendorong warganya meningkatkan keterampilan agar sesuai standar dan diterima pasar dalam kawasan.

Baca juga:

Aliran Bebas Barang di Pasar Tunggal KEA