Semua orang kota pernah melihat rotan, tetapi tidak semua orang kota tahu bagaimana proses rotan diolah sampai di kota dalam keadaan yang siap pakai dalam berbagai bentuk seperti meja, kursi, tudung saji, pemukul debu saat kasur dan bantal dijemur, atau bubu untuk memerangkap ikan di sungai dan rawa-rawa. Bahkan di hotel-hotel mewah, rotan tidak lagi memperlihatkan bentuk aslinya karena sudah dihias sedemikian rupa menjadi alat dan perabotan yang terlihat mewah dan mahal.
mari kita simak cerita berikut… Oleh-oleh yang saya bawa dari Simeulue ini akan menambah sedikit pengetahuan kita tentang rotan. Bagaimana rotan diolah di pabriknya, tahapan apa saja yang harus dilakukan hingga rotan sampai di kota-kota di dalam ruang-ruang gedung dan rumah, bahkan di rumah kita sendiri….
Tahap 1 : rotan yang dibawa dari hutan sudah dipotong-potong berukuran 4 meter, masih basah, berwarna hijau dan bergetah dan ruas-ruasnya masih terbungkus dengan kulit ari seperti pembungkus ruas pada bambu. Biasanya para pencari rotan mengikat rotan dalam satu ikatan dengan jumlah 10 batang yang berdiameter se-pergelangan tangan anak kecil, atau setengah diameter pergelangan orang dewasa atau lebih kecil lagi, dibawa ke tempat pengolahan rotan. Di tempat pengolahan rotan tersebut tidak serta merta dapat digunakan, tetapi harus melalui proses panjang untuk menjadi rotan siap pakai.
Tahap2 : Rotan yang masih hijau dan bergetah tersebut digoreng dalam sebuah kuali tempat penggorengan yang dapat memuat ukuran panjang rotan 4 meter. Tempat penggorengan terbuat dari plat baja dengan kedalaman lebih kurang 1,5 meter dan berbentuk segi empat memanjang. Rotan digoreng seperti layaknya menggoreng makanan dengan menggunakan minyak goreng. Kapasitas kuali gorengan dapat menampung hingga 500 batang rotan berukuran panjang 4 meter (ukuran standar). Alat pembakarnya adalah kayu-kayu bakar seperti kayu bakar pada tungku pembakaran batu bata. Rotan digoreng selama 1 jam, dengan asumsi bahwa durasi 1 jam tersebut dapat dipastikan getah rotan sama sekali sudah hilang dan rotan sudah masak.
Tahap3 : Setelah melalui proses penggorengan, kemudian rotan tersebut di jemur di bawah terik matahari untuk dikeringkan. Cara menjemurnya dalam posisi berdiri ditumpuk dengan rotan-rotan lainnya hingga membentuk tumpukan rotan berdiri seperti sapu lidi. Proses penjemuran ini dilakukan selama 3 hari jika kondisi terik matahari dengan panas yang cukup. Tetapi jika matahari tidak terik, penjemuran bisa berlangsung selama seminggu atau lebih. Tandanya bahwa rotan sudah kering, warnanya akan memerah dan bobotnya menjadi sangat ringan, sedangkan saat basah sebelum digoreng, bobot rotan terasa berat karena dalam daging rotan masih mengandung air dan getah.
Tahap4 : Setelah rotan tersebut kering, proses selanjutnya adalah pembersihan pada ruas-ruas rotan dengan cara mengeroknya menggunakan pisau agar permukaannya datar dan terlihat rapi dan bersih. Di tempat pengolahan rotan pak Daud ini, pekerja bagian kerok ruas rotan ini sudah terbiasa menggunaan pisau yang berukuran setengah, posisi punggung pisau dilekatkan pada telapak tangan dengan bagian tajamnya menghadap ke luar, lalu tangan kiri yang memegang rotan memutar rotan sehingga ruas-ruas tersebut terkelupas oleh pisau yang tajam yang dipegang tangan sebelah kanan. Cara manual ini tentu saja beresiko karena tidak menggunakan pengaman, hanya sarung tangan yang digunakan untuk melindungan dari gesekan kulit rotan yang masih kasar. Tapi melihat cara kerjanya, mereka sudah sangat berpengalaman melakukan pengerokan ruas rotan ini. Itu dilakukan satu persatu pada setiap rotan yang berukuran 4 meter dengan rata-rata jumlah 5 ruas. Karena banyaknya jumlah rotan yang dikerok, maka di tempat pengolahan ini memiliki tenaga kerja yang cukup banyak. Menurut pengakuan salah seorang pekerja, jumlah mereka di tempat ini mencapai 200 orang.
Tahap5 : Selesai proses pengerokan, seluruh rotan yang sudah bersih tersebut dirapikan dengan cara meluruskan rotan yang bengkok dengan cara sama seperti meluruskan/ membengkokkan besi bangunan, dimasukkan ke sela-sela kayu yang sudah dilobangi sebesar diameter rotan, kemudian diungkit dengan tangan sesuai kebutuhan. Rotan-rotan yang sudah melalui proses penggorengan dan pengeringan dapaat dibengkokkan dan diluruskan dengan mudah.
Tahap6 : Selanjutnya rotan diikat menjadi satu, setiap ikatan berjumlah 45 – 50 batang dan disusun ke tempat gudang finishing yang masih dalam satu lokasi tersebut dan ruang terbuka. Kondisi rotan yang sudah melalui proses ini sejak awal, berarti sudah siap kirim.
Tetapi, rotan yang dikirim ini masih disortir lagi oleh pembeli karena mereka juga memiliki standar mutu rotan yang disesuaikan dengan permintaan pasar. Biasanya, dari ikatan rotan yang berjumlah 54-50 rotan tersebut, rata-rata akan afkir sejumlah 5-6 batang atau 10%.