Industri penerbangan di Indonesia saat ini terus berkembang seiring meningkatnya kebutuhan dan potensi masyarakat kelas menengah. Salah satu maskapai penerbangan yang gencar bermain di pasar low cost carrier, Lion Air, sudah mulai terlibat ikut merebut pasar full service yang selama ini berada dalam cengkeraman penuh sang Garuda.
Batik Air, salah satu maskapai yang baru diperkenalkan ke publik oleh group Lion adalah maskapai yang mengusung konsep full service, keberadaan Batik Air setidaknya akan membuka kuku-kuku Garuda untuk melepas sedikit demi sedikit cengkeramannya dan siap ditampung oleh Batik Air.
Walau pihak manajemen Garuda selalu menanggapi dengan enteng, tak bisa dipungkiri, bahwa kenyataannya pasar Garuda memang tergerus dengan kehadiran Batik. Status Garuda sebagai Leader market di pasar full service lambat laun akan terganggu.
Full Service VS Low cost carrier
Konsep full service adalah penerbangan yang mengutamakan pelayanan penuh kepada penumpang baik dari segi kenyamanan hingga keamanan, pelayanan konsumsi yang berkualitas, entertainment, kelebihan bagasi, serta pelayanan-pelayanan lainnya yang tidak terdapat pada maskapai penerbangan yang berkonsep Low cost carrier (LCC). Atau dengan kata lain Full service memiliki banyak additional service yang menjadi nilai tambah dari main service yang ditawarkan.
Sedangkan LCC adalah konsep penerbangan dengan biaya murah dan pelayanan yang terbatas, dalam hal ini, Lion menjadi pemimpin pasar di tanah air. Tapi, sebagaimana pernyataan pihak Garuda, tidak begitu saja menganggap enteng keberadaan Batik Air dalam kenyataannya. Untuk menyeimbangkan kondisi profitnya, Garuda juga mengorbitkan Citylink untuk menggerus kembali pasar mereka, tetapi pada segmen pasar low cost. Citylink disiapkan untuk mengiris-iris pasar low cost yang selama ini dikuasai Lion Air.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, perebutan pangsa pasar antara Goup Garuda dan Lion untuk penerbangan domestik sepanjang kuartal I 2015 adalah; grup Lion menerbangkan 7,15 juta penumpang dan grup Garuda melayani 6,65 juta penumpang
Namun jika dibandingkan dengan data periode yang sama tahun lalu, grup Garuda yang terdiri dari PT Garuda Indonesia Tbk dan PT Citilink Indonesia berhasil membukukan pertumbuhan penumpang sebesar 12,71 persen karena sepanjang kuartal I 2014 hanya menerbangkan 5,9 juta penumpang.
Sementara grup Lion yang mengoperasikan tiga maskapai yaitu PT Lion Mentari Airlines, PT Batik Air, dan PT Wings Abadi Air justru mengalami penyusutan jumlah penumpang sebesar 14,88 persen. Karena sepanjang Januari-Maret 2014 lalu berhasil menerbangkan 8,4 juta penumpang.
Jika dirunut satu per satu, penyebab turunnya kinerja grup Lion disebabkan oleh anjloknya jumlah penumpang yang diterbangkan Lion Air. Pada kuartal I 2015 ini, maskapai kepala singa itu hanya melayani penumpang sebanyak 5,8 juta orang. Sementara pada kuartal I 2014, jumlah penumpang yang diterbangkannya mencapai 7,25 juta penumpang atau turun 20 persen.
Kemudian Wings Air mengalami penurunan jumlah penumpang sebesar 10,15 persen dari 813,9 ribu penumpang pada kuartal I 2014 menjadi 731,22 ribu penumpang pada kuartal I 2015.
Penurunan jumlah penumpang Lion Air dan Wings Air membuat naiknya jumlah penumpang Batik Air secara tahunan tidak bisa mendongkrak jumlah penumpang grup secara keseluruhan. Padahal Batik Air berhasil menggandakan jumlah penumpangnya dari 336,13 ribu pada kuartal I 2014 menjadi 618,78 ribu di kuartal I 2015.
Data-data tersebut menjelaskan bahwa, pasar penerbangan pada segmentasi LCC yang menjadi andalan Lion Group digerus oleh Group Garuda melalui maskapai Citylink, dan sebaliknya, pasar pada segmentasi Full Service dimana Garuda adalah sebagai pemimpin pasar, digerus juga oleh Group Lion melalui anak perusahaannya Batik Air. Walau demikian, secara total, perusahaan Garuda dan anak perusahaannya telah mengalahkan Lion Group pada kuartal pertama di tahun 2015 dikarenakan perubahan perilkau konsumen atas kedua penerbangan tersebut, dimana Garuda diuntungkan oleh sikap Lion yang sering delay, sehingga penumpang Lion diperkirakan pindah ke penerbangan Garuda yang masih memiliki nama baik dari segi penundaan jadwal.
Baca juga: