Dalam dunia bisnis, produsen paling bahagia mendengar orang menyebutkan kalimat di judul tulisan ini, how to spend money? Ini adalah kalimat yang sering muncul dari kalangan orang-orang yang ingin selalu mendapat perhatian lebih dari lingkungan di sekitarnya, tampil beda dan sedikit lebih egois. Dalam pandangan psikologi, ini merupakan salah satu ciri kerpibadian manusia tipe Sanguinis.
Tipe manusia Sanguinis sangat banyak di lingkungan kita, di desa, kota kecil, dan kota metropolitan. Mereka sangat bermanfaat dalam rangka mengembangkan bisnis baru di tengah-tengah semakin rumitnya peluang kerja. Dan situasi ini memang sudah dimanfaatkan oleh anak muda kreatif di tanah air dengan menyediakan sesuatu yang berbeda bagi mereka. Para Sanguinis menginspirasi kaum kreatif untuk menciptakan produk unik dan ekslusif.
Pernah dengar istilah distro? ya, distro adalah singkatan dari distrbution store, sebagian mengatakan distribution outlet. Sekarang sangat banyak kita temui distro-distro di berbagai kota di Indonesia yang menyediakan clothing yang unik dan ekslusif. Walau distro bermunculan seperti tumbuhnya jamur, tetapi masih banyak yang tidak terlalu peduli apa itu arti distro. Umumnya orang hanya berfikir bahwa distro adalah toko tempat menjual pakaian seperti halnya toko-toko fashion lainnya.
Berawal dari komunitas kelompok band di Bandung yang sering mendapat orderan tampil di kafe-kafe, mereka mendapat respon yang baik dari kalangan anak muda yang biasa kongkow untuk sekedar melepas lelah sambil menikmati minuman ringan dan snack. Kelompok-kelompok band ini semakin banyak bermunculan dan bersaing tampil menghibur kaum muda di kota kembang, karena semakin ramai, mereka butuh identitas untuk mempertahankan pasarnya dan juga menjaga hubungan dengan pemilik kafe yang menjadi mitra mereka.
Alhasil, di sisi lain, anak muda kreatif di kota Bandung menangkap keadaan ini sebagai peluang bisnis baru yang cukup menjanjikan. Terinspirasi lah mereka untuk menawarkan model identitas dalam bentuk clothing, yaitu ‘jersey’ kelompok-kelompok band tersebut. Tujuannya adalah untuk mengikat secara emosional para penggemar band di kafe-kafe untuk selalu hadir bersama mereka. Ikatan emosional ini tentu saja menguntungkan kedua mitra, band dan pemilik kafe, dimana di satu sisi kafe kebanjiran penggemar yang memesan minuman dan makanan, sedangkan kelompok band diuntungka dengan membuktikan bahwa keberadaan mereka dapat menarik pelanggan untuk datang ke kafe dimana mereka ‘konser’, sehingga pemilik kafe akan selalu memberikan order ‘konser’ kepada band tersebut.
Personil kelompok band ini menggunakan kaos yang dibuat khusus dan tidak diproduksi massal untuk umum, mereka menyediakan kaos khusus ini hanya untuk komunitas mereka saja, sehigga terkesan ekslusif, berkelas, dan mereka bangga karena perbedaan perlakuan ini dianggap sebagai sebuah penghormatan. Para penyedia kaos ini kemudian memberikan istilah distro untuk kaos t-shirt yang diterbitkan terbatas. kaos-kaos distro ini tidak tersedia di toko-toko umum karena hanya akan dibuat jika dipesan dan desainnya pun khusus.
Trend kaos distro terus berkembang ke komunitas seperti komunitas skater, punk, dan lain-lain sehingga semakin memperjelas identitas mereka di tengah-tengah masyarakat kota. Dari Bandung, distro berkembang ke kota-kota lain di Indonesia dan merambah bukan hanya komunitas-komunitas sebagai mana awal mula munculnya distro ini, tetapi kaum muda yang ingin tampil beda sudah menggandrungi kaos distro untuk menunjukkan identitasnya.
Penggemar kaos distro merambah kepada anak muda Sanguinis yang berani mengeluarkan biaya hanya untuk tampil beda. How to spend money. Sementara para pebisnis kreatif akan menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan, “how to earn money”.
Baca juga: