Beruntunglah orang-orang yang memiliki keahlian (skill), baik keahlian dalam menciptakan barang maupun jasa. Bisnis-bisnis yang berjalan selama ini hanya fokus pada dua hal tersebut, kalau tidak menjual barang, ya, menjual jasa.
Masalahnya adalah, barang dan jasa apa yang mau dijual? Jawabannya adalah, barang apa saja yang anda miliki dan yang mampu anda ciptakan, maka barang tersebut pasti ada pasarnya, karena proses pembuatan semua barang-barang apapun muncul dari sebuah hasil analisis fikiran setelah melihat adanya kebutuhan di tingkat masyarakat. Karena ada kebutuhan maka seseorang akan berfikir untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan mencari tahu dari mana sumber kebutuhan tersebut diperoleh agar kebutuhan terpenuhi, atau dia menciptakannya sendiri. Oleh karena itu, barang-barang yang sudah diciptakan ataupun yang ada dalam fikiran kita adalah barang-barang yang dibutuhkan oleh pasar.
Oleh karena itu, hanya ada dua opsi cara memenuhi kebutuhan pasar, cari barangnya di tempat-tempat pembuat barang, atau kita menciptakannya sendiri.
Jika barang sudah ada, maka dia tidak akan sampai kepada konsumen tanpa perantara dari jasa. Ya… Jasa lah yang sangat diperlukan untuk menjamin bahwa barang yang dibutuhkan akan sampai ke tangan konsumen sebagai terminal terakhirnya.
Sebab itu pula lah, bisnis yang menjanjikan itu adalah menjual barang, goods is the king, tetapi bisnis jasa lebih dahsyat karena dia ratunya, but service is the quin… 🙂
Saat ini, nyaris semua barang yang dibutuhkan ataupun yang “belum” dibutuhkan (tetapi sebenarnya dibutuhkan), sudah tersedia, sekali lagi, sudah tersedia. Barang apapun yang ada dalam benak kita, maka barang itu sudah ada yang menciptakannya, kalau tak percaya, silahkan googling barang yang anda cari, pasti ada… Mulai dari pernak-pernik yang remeh-temeh sampai barang yang bergajah-gajah pun sudah ada yang memproduksinya, terutama diproduksi oleh negeri tirai bambu, China, mereka menciptakan barang apa saja yang terlintas dan tidak atau belum terlintas di benak masyarakat, karena China percaya pada dunia tanpa batas, maka mereka benar-benar menyiapkan diri melalui visi globalnya.
Persoalannya adalah, barang-barang tersebut hingga saat ini banyak yang belum sampai ke tangan konsumen. Mereka menunggu pebisnis-pebisnis jasa yang kreatif yang mampu menjadi transporter barang-barang mereka untuk sampai kepada pengguna akhir, konsumen.
Bagi generasi muda yang tidak memiliki keahlian mencipta barang karena disebabkan banyak hal, maka asahlah keterampilan anda dalam mengelola bisnis jasa, berfikirlah untuk mencari jalan bagaimana caranya agar barang-barang yang sudah diciptakan pabrikan tersebut bisa sampai ke tangan konsumen. Jadilah seperti mat Angin, yang menjual “omongan” tetapi bukan omong kosong, melainkan informasi yang berguna bagi produsen dan konsumen.
Salah satu contoh jasa perantara barang yang sekarang lagi trend adalah Tokopedia dan beberapa situs olshop lainnya. Mereka tidak memiliki sekeping barang pun, tetapi di daftar belanjanya semua barang yang anda butuhkan tersedia. Bahkan jika anda memiliki barang untuk dijual, maka mereka menyediakan toko gratis buat anda menjajakan barang. How it can be? they are not producing goods, but services…
Paling mudah menjawab pertanyaan “APA“
Apa yang kita lakukan kalau lapar? Makan
Apa yang kita lakukan jika ingin ke luar negeri? pergilah naik pesawat
Apa yang kita lakukan agar pintar? Belajar
Tapi paling sulit menjawab pertanyaan “BAGAIMANA“
Bagaimana caranya agar dapat membeli makanan?
Bagaimana caranya agar bisa mendapat uang untuk beli tiket pesawat?
Bagaimana caranya bisa masuk kuliah agar bisa belajar?
Sebagai kalimat kunci, bisnis jasa hanya perlu menjawab satu pertanyaan:
“Bagaimanakah caranya agar barang sampai kepada konsumen?”
Anda punya jawabannya? Berarti anda pebisnis jasa yang handal…
Baca juga: