Belum ada manusia pakar dan ahli di dunia ini yang mengingkari bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya yang dahsyat; tanah, air, udara, harta dalam perut bumi pertiwi, dan hamparan sumber kehidupan yang membentang di atas permukaan tanah negeri ini, bukan hanya sekedar indah dipandang, melainkan semuanya bisa menghasilkan kesejahteraan ratusan juta penduduk Indonesia.
Jepang jelas tak sehebat Indonesia, mereka tidak memiliki kekayan alam seperti kita, tanahnya tak subur, hutannya tidak lebat, bencana gempa dan tsunami yang selalu menjadi langganannya. Singapura juga, wilayahnya kecil, sumber alamya minim. Tapi kedua negara yang disebut terkahir juga tak dapat kita pungkiri, status mereka sejajar dengan negara maju dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tinggi, berbeda dengan Indonesia, ekonomi tumbuh lambat dan tetap bertengger dalam posisi negara berkembang dengan pendapatan perkapita US3.592, belum menyentuh batas minimal untuk masuk dalam kategori negara menengah ke atas, US$3.855.
Indonesia walau sudah terlihat berupaya, tapi belum sepenuhnya fokus pada pengelolaan sumber daya manusianya, pembangunan fisik masih menjadi prioritas utama yang dijadikan alat ukur untuk mencapai tujuan organisasi dalam bentuk negara ini. Untuk menjadi sebuah negara yang unggul, menurut Ruki (2003), setidaknya ada tiga sumber daya kritis strategis yang mutlak yang mesti dimiliki, yaitu: (1) Financial resource, yaitu sumber daya dalam bentuk dana/modal yang dimiliki (2) human resource, adalah sumber daya yang berbentuk dan berasal dari manusia yang secara tepat dapat disebut sebagai modal insani, dan (3) information resource, yaitu sumber daya yang berasal dari berbagai informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan strategis atau pun taktis.
Dari ketiga sumber daya di atas, human resource merupakan sumber daya yang paling sulit diperoleh dan dikendalikan, karena sifatnya yang sangat dunamis dan membutuhkan manajerial yang rumit. Hal ini juga berkaitan dengan budaya dari sumber daya yang dikelola yang membedakan karakter dari setiap personal dan mengharuskan adanya konsep penanganan yang berbeda. Di negara berkembang, umumnya budaya masyarakat masih dalam masa eforia demokrasi yang di negara-negara maju sudah mapan dan lebih terkendali. Kendala ini menyebabkan negara berkembang mestinya harus benar-benar fokus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar meningkatkan kualitas SDM dan di sisi lain petinggi-petinggi negara harusnya tidak mengambil keuntungan diluar yang menjadi haknya.
Sumber daya alam yang berlimpah bukan merupakan jaminan suatu negara akan mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang baik jika sumber daya manusianya tidak kapabel mengelola sumber daya yang ada. Sebaliknya negara-negara yang minus sumber daya alam sangat fokus pada human resource untuk dapat mengoptimalkan sumber daya alam yang ada di negara mereka, bahkan di luar negaranya.
Baca juga:
blog yang cukup menarik, dan themes yang sangat seo frendly. salam hangat http://www.marinirseo.web.id Pembicara Internet Marketing