Sering mengunjungi orang sakit? Atau ikut acara pesta adat? Ya, tentu saja pernah. Selain bawa amplo, sebagian orang lebih suka bawa buah-buahan sebagai buah tangan, alias oleh-oleh. Atau saatberkunjung ke rumah kerabat, sanak keluarga dan teman-teman, buah-buahan merupakan bawaan yang paling umum.
Dimana anda sering belanja buah-buahan? Di gerobak sorong yang mangkal di pinggir jalan? Pasar buah tradisional? Atau supermarket? Jika anda sudah pernah belanja di tempat-tempat itu, maka anda pasti bisa membedakan bagaimana rasa suasananya. Sejak dulu pedagang buah tradisional yang kita lihat hingga hari ini tidak berubah. Menyusun buah-buahan di atas meja di kedai terbuka, dengan atap seadanya, tidak ada pegawai khusus yang melayani, lantainya basah jika hujan, pembeli harus hati-hati berjalan agar tidak kena percikan air di lantai, kondisi buah bervariasi, ada yang segar, setengah segar, tidak segar bahkan busuk. Kadang-kadang kalau tidak jeli, semua bisa dicampur jadi satu, tidak ada jaminan kualitas, pembeli yang harus pandai memilih buah segar. Pedagang buah tradisioanl jarang memikirkan kondisi-kondisi ini, bagi mereka, berdagang adalah menjual barang asal habis. Bagaimana mengatasi agar buah tetap segar, bagaimana melayani pembeli, bagaimana meningkatkan nilai tambah untuk memaksimalkan laba, itu tidak terlalu penting. Itulah sebabnya pedagang buah dari waktu ke waktu tetap seperti itu, maju tidak, mundur mungkin.
terbalik dengan Supermarket. Mereka menyediakan buah yang sama, dengan harga yang sama, bahkan lebih murah, kalaupun mahal sedikit tidak masalah, karena pembeli merasa nyaman; tempatnya bersih, buahnya segar, harganya pasti, timbangannya pas, buah-buahan yang dijual dijamin kualitasnya, hujan panas tidak persoalan.
Di antara kedua pasar itu, yang tampak seperti titik ekstrim kiri dan kanan, ada model yang lain. Too yang menjual khusus buah-buahan, persediaan barangnya seperti pasar buah tradisional, tetapi pelayanannya ala supermarket, plus penawaran paket buah-buahan untuk oleh-oleh yang disesuaikan dengan bentuk kegiatannya.
Setiap paket memiliki harga berbeda dan jumlah serta jenis buah yang berbed, dan dikemas dalam plastik khusus yang diletakkan dalam keranjang khusus juga, persis seperti parcel. Pembeli tinggal bilang mau paket berapa. Kalau paket 200ribu akan diisi dengan 6 – 7 macam buah-buahan dengan berat total hingga 5 kilogram, disusun rapi dan dipastikan anda akan bangga menjinjingnya dari toko menuju kendaraan anda, bahkan dengan rasa bangga. 7 macm buah-buahan ditentukan oleh pembeli, penjual akan menyusunnya dalam kemasan parcel. Pelayanannya sungguh mengasikkan, pembeli menunggu sambil melihat-lihat yang lain, atau sekedar bbm-an memberitahukan kepada temannya bagaimana nyamannya belanja disini.
Toko tersebut juga menyediakan keranjang kosong dan plastik parcel bila ada yang membutuhkan, harga mulai dari 30ribu, 35ribu, hingga 100ribu. Untuk paket buah-buahan, yang besar dihargai 500ribu dengan jumlah dan jenis buah yang lebih variatif. Keranjang, plastik, pelayanan, tempat yang nyaman, adalah nilai tambah yang tak pernah basi. Dia selalu diharapkan pembeli, berapapun harga buah, pembeli cenderung tetap berbelanja disini. Niali tambah ini, selain dapat meningkatkan penjualan, sudah tentu memaksimalkan laba, mempertahankan pelanggan, bahkan biasanya merwka tak perlu beriklan, karena pembeli yang merasa nyaman akan dengan sukarela menjadi ‘bintang iklan’ buat teman-temannya. Mereka akan dengan bangga merekomendasikan tempat belanja mereka kepada mereka kepada kerabatnya sebagai bentuk kepuasandan kenyamanan yang mereka peroleh.
Cerita ini hanyalah secuil dari kisah perbedaan pedagang dan pengusaha, pedagang yang taktis dan pengusaha yang strategis. Berapa banyak pun daftar perbedaan diantara keduanya, namun tetaplah itu hanya bagian-bagian kecil dari sebuah konsep yang selama ininsering diabaikan pedagang, yakni, pengelolaan usaha, dalam istilah ‘kerennya’, Manajemen usaha.
Seorang pedagang hanya berusaha dan berusaha, berusaha menjual barang semata, tetapi, seorang pengusaha, fokus pada bagaimana mengelola usahanya. Pengusaha memikirkan secara serius tentang Harga, tempat, produk(kemasan), promosi, untuk tujuan jangka panjang.